Rokok = HARAM..!

Posted by Imam Syahuri Gultom on 2:54 PM

Jgn merokok(01) Kenapa?

SELAIN MEMBAHAYAKAN DIRI DAN ORANG LAIN JUGA MERUPAKAN PEMBOROSAN.

“Dilarang segala yang berbahaya dan menimpakan bahaya.” (Hadits hasan diriwayatkan Ibnu Majah, Daruquthni, dan Malik dalam Al-Muwatha’)

”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]

JIKA PABRIK ROKOK DITUTUP KAN PARA BURUH AKAN MENGANGGUR?

Pertama ya. Pemerintah harus mengantisipasi hal ini. Diperkirakan ada sekitar 400 ribu buruh rokok di Indonesia yang menghidupi 1,6 juta orang (0,7%). Pemerintah harus menyediakan anggaran untuk memberi buruh tersebut modal berupa lahan untuk bertani/beternak, uang untuk usaha, atau pabrik untuk bekerja. Jika tiap buruh dapat bantuan Rp 50 juta, maka harus dianggarkan Rp 20 trilyun berupa pinjaman lunak tanpa agunan agar tidak terjadi gejolak.

DARIMANA UANG TERSEBUT DIDAPAT?

Dengan menaikan cukai rokok sebesar 100% setahun sebelum penutupan pabrik (ini jika pabrik ditutup). Dari sini bisa didapat sekitar Rp 70 Trilyun.

APAKAH AKAN ADA PEKERJAAN LAIN BAGI MANTAN BURUH PABRIK ROKOK?

Tentu ada. Uang Rp 184 trilyun/tahun yang biasa dibelanjakan untuk rokok tetap akan ada. Bahkan dengan tidak merokok, kesehatan dan produktivitas orang tersebut bisa meningkat sehingga dia bisa mendapat lebih misalnya Rp 250 trilyun/tahun. Uang tersebut bisa dia belikan susu, makanan, biaya berobat, dan sekolah bagi anaknya.

Industri rokok memang tutup, tapi industri lain seperti peternakan susu, pabrik susu, pedagang susu, klinik kesehatan, sekolah akan berkembang dan menyerap tenaga kerja baru. Toh sebelum ada pabrik rokok orang juga tetap bisa hidup dan bekerja.

MUI JANGAN HARAMKAN ROKOK KARENA BANYAK ORANG YANG BEKERJA DI PABRIK ROKOK DAN SEBAGAI PENJUAL ROKOK

Kalau argumen ini diterima, maka minuman keras dan narkoba juga jangan diharamkan karena banyak orang bisa bekerja di pabrik minuman keras/narkoba atau jadi pedagang minuman keras/narkoba. Tapi karena berbahaya, pemerintah melarang narkoba.

Meski banyak menyerap pekerja, toh Nabi Muhammad tidak ragu-ragu menyampaikan bahwa babi dan minuman keras itu haram kepada ummatnya. Begitu mendengar fatwa ummat Islam segera menumpahkan arak yang ada di rumah-rumah ke jalan sehingga ketika itu jalan jadi berbau arak.

Sesuatu yang merusak meski ada manfaatnya haram jika kerusakannya lebih besar dari manfaatnya.

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya…” [Al Baqarah:219]

BAGAIMANA BAGI NONMUSLIM ATAU ORANG ISLAM YANG BANDEL TETAP MEROKOK?

Untukmu agamamu dan untukku agamaku. MUI tetap berhak mengeluarkan fatwa haram merokok. Masalah pabrik rokok tetap jalan itu adalah urusan pemerintah. Dalam Islam rokok yang merusak kesehatan dan merupakan pemborosan sudah jelas haram dan tidak bisa diutak-atik lagi.

BUKANKAH MAYORITAS ULAMA DULU HANYA MEMAKRUHKAN ROKOK DAN TIDAK MENGHARAMKANNYA?

Dulu teknologi kesehatan belum semaju sekarang dan belum menemukan bukti kuat bahwa rokok mengganggu kesehatan. Rokok dianggap tidak berbahaya dan hanya sekedar mubazir. Oleh karena itu mayoritas ulama hanya memakruhkannya saja.

Sekarang para ilmuwan sudah membuktikan rokok berbahaya dan menyebabkan lebih dari 400 ribu orang meninggal tiap tahun di Indonesia sehingga di bungkus rokok ditempel label bahaya itu. Oleh karena itu sudah selayaknya para ulama Indonesia menetapkan rokok sebagai barang haram. Apalagi Majelis Ulama di Arab Saudi, Iran, dan Malaysia telah menetapkan bahwa rokok itu haram.

ADA YANG BERPENDAPAT BAHWA ROKOK TIDAK HARAM KARENA TIDAK ADA DALIL YANG MENGATAKAN ROKOK ITU HARAM

Jelas tidak ada dalilnya karena Nabi Muhammad hidup pada tahun 600-an masehi sementara rokok baru dikenal tahun 1500-an ketika bangsa Eropa melihat penduduk asli Amerika menghisap tembakau yang dibakar dalam pipa.

Hingga tahun 1940-an manusia menganggap rokok tidak berbahaya. Tahun 1962 pemerintah AS menunjuk 10 ilmuwan terkemuka untuk meneliti bahaya rokok. Tahun 1964 kesimpulannya dimuat di Laporan Surgeon General yang menyatakan bahwa rokok berbahaya bagi kesehatan dan meminta pemerintah melakukan tindakan. Pada tahun 1965 penggunaan rokok turun 40% sejak diterbitkannya laporan tersebut (MS Encarta).

Segala yang berbahaya meski namanya tidak disebut dalam Al Qur’an dan Hadits tetap haram karena Nabi sudah mengatakan:

“Dilarang segala yang berbahaya dan menimpakan bahaya.” (Hadits hasan diriwayatkan Ibnu Majah, Daruquthni, dan Malik dalam Al-Muwatha’)

Di AS iklan rokok sudah dilarang tampil di TV-TV dan Radio. Orang-orang dilarang merokok di kantor-kantor pemerintah dan gedung-gedung di mana ada anak-anak (misalnya sekolah). Indonesia?

JIKA ROKOK HARAM, KENAPA SEBAGIAN ULAMA MEROKOK

Rokok sebagaimana narkoba memang menyebabkan pemakainya ketagihan sehingga sulit untuk berhenti. Tidak sepantasnya ulama yang merupakan pewaris Nabi melakukan perbuatan yang dibenci Allah atau haram. Tidak pantas juga ulama membiarkan para santrinya yang masih tingkat Ibtida’iyah (SD), Tsanawiyah (SMP) atau ’Aliyah (SMU) untuk merokok.

Ulama sebagai teladan masyarakat harusnya memberi contoh ummatnya dengan mengerjakan hal yang wajib atau sunnah. Bukan justru rajin mengerjakan hal yang makruh atau dibenci Allah. Apalagi jika haram.

INDONESIA PEROKOK TERBANYAK SE ASIA(Jakarta, WASPADA Online)

Prevalensi anak merokok di Indonesia mencapai tingkat mengkhawatirkan. Diperkirakan dari 70 juta anak di Indonesia, 37 persen atau 25,9 juta anak diantaranya merokok.

“Jumlah itu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah perokok terbanyak di Asia berdasarkan penelitian Global Youth Tobacco,” ujar Ketua Umum Forum Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia (FKPPAI), Dr. dr. Rahmat Sentika, SpA, MARS, kepada wartawan di Jakarta, Kamis kemarin.

Hasil penelitian itu juga menemukan bahwa jumlah perokok terbanyak di Madras India justru berasal dari kelompok masyarakat buta huruf. Kemudian riset lain membuktikan bahwa kelompok masyarakat termiskin di Bangladesh menghabiskan hampir 10 kali lipat penghasilannya untuk tembakau dibandingkan untuk kebutuhan pendidikan. Lalu penelitian di 3 provinsi Vietnam menemukan, perokok menghabiskan 3,6 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk pendidikan, 2,5 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan dengan pakaian dan 1,9 kali lebih banyak untuk tembakau dibandingkan untuk biaya kesehatan.

ORANG YANG MAKAN BAWANG PUTIH YANG HALAL, KARENA BAUNYA DILARANG MASUK KE MESJID

Ibnu Umar ra. berkata:

Sesungguhnya Rasulullah saw. dalam perang Khaibar pernah bersabda: Barang siapa makan buah ini (bawang putih), maka janganlah ia memasuki mesjid. (Shahih Muslim No.870)

Jabir ra. berkata: Rasulullah saw. melarang makan bawang merah dan bawang bakung. Suatu saat kami butuh sekali sehingga kami memakannya. Beliau bersabda: Barang siapa yang makan pohon tidak sedap ini, janganlah ia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya para malaikat akan merasa sakit (karena aromanya) seperti halnya manusia. (Shahih Muslim No.874)

Abu Hurairoh ra berkata: “Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)

Kalau mengerjakan hal yang tidak berguna saja berarti ke-Islamannya tidak baik, apalagi orang yang mengerjakan hal yang merusak.

Setiap yang berbahaya dan membahayakan itu haram dalam Islam. Jadi tanpa mengeluarkan fatwa, itu sudah haram karena Al Qur’an dan Hadits menyatakan demikian:

Ulama yang menganggap merokok itu haram:

  1. Dr. Yusof al-Qardhawi lebih cenderung kepada hukum haram merokok
  2. Para ulama Hijaz juga cenderung kepada hukum haram merokok.
  3. Syeikh Mahmud Syaltut cenderung kepada hukum haram merokok.

Perhatikan data sebagai berikut:

  • Angka kematian akibat rokok di Indonesia mencapai 427.923 jiwa/tahun
  • Berdasarkan hasil penelitian KPAI perokok aktif di Indonesia sekitar 141,4 juta orang
  • Dari 70 juta anak di Indonesia, 37 persen atau 25,9 juta anak diantaranya merokok.
  • Sekitar 43 juta anak usia hingga 18 tahun terancam penyakit mematikan
  • Tahun 2006 konsumsi rokok di Indonesia 230 milyar batang atau sekitar Rp 184 trilyun/tahun
  • Untuk kepala keluarga dengan penghasilan Rp 1 juta/bulan dan pengeluaran rokok Rp 240 ribu/bulan, maka pengeluaran rokok mencapai 24% padahal banyak anak kekurangan gizi dan putus sekolah. Belum biaya pengobatan yang besarnya sekitar 2,5 kali dari biaya rokok yang dikeluarkan. Artinya jika pengeluaran untuk rokok besarnya Rp 184 Trilyun/tahun, biaya untuk pengobatan karena merokok sekitar Rp 460 Trilyun/tahun.

dikutip dari : media-islam.or.id dengan berbagai perubahan